with a cup of latte. choco brownies trapped in my mouth.
and sound of shutters linger in my head.
i create art

http://artrats.deviantart.com/

4.8.09

and the train rail goes by

my first post using my beloved language
bahasa indonesia


renungan kereta ekonomi






kali ini pukul 9.30
gue berlari di gang sawo

sehabis dari kober, kost ct lebih tepatnya
gue bertekad hari ini untuk pulang, ya , pulang

pulang ke rumah yang tadinya gue kira gue
membencinya

setelah 4 hari ini gue dilanda kegontaian hati dan goncangan batin
rasanya ga ada tempat yang lebih baik selain rumah

ya , rumah

cuma itu yang terlintas,
gue kira gue bisa melarikan diri dari sakit hati ini

merenungi perasaan di kereta bisnis fajar utama kemarin lusa
dengan iringan adelaide sky di hati gue
gue kira gue bisa lari , menghilangkan semua kepenatan hati gue di kost gue di salemba,

ternyata enggak

ga ada yang lebih nyaman selain rumah

ya rumah

rumah yang tadinya gue kira gue benci

yah ternyata lari pun sia-sia

terengah-engah gue tatap muka si penjual tiket stasiun depok yang jutek itu,
katanya, "ekonomi ac ga ada, udah lewat tadi, adanya ekonomi, MAU GA??!"

ya terpaksa lah, gue ngangguk dan ngasih uang 1500 ke tu bapak-bapak

jujur, di saat hati gue gundah gulana gini

bukannya kereta ekonomi malah bikin gue makin mumet ya??

berdiri di kereta depok-jakarta memang suram, tapi entah kenapa
gue melihat sekeliling gue

pojokan? ya.
di lantai ? ya.

gue dengar tawa di sela2 isak tangis hati gue
kenapa mereka bisa tertawa ya?
di saat panasnya kereta ini menembus kulit mereka, dan keringat itu ga henti bercucuran dari tubuh mereka.
apa yang membuat mereka tertawa?

duduk di lantai kah??
berdiri terombang - ambing terbawa arus kereta?

entahlah

tapi disitu aku merasa kecil.
apakah aku adalah salah satu orang yang tidak bersyukur?
*kok jadi aku ya ngomongnya?? ha ha ha*

gue rasa, gue yang bodoh
hati gue terisak selama 4 hari untuk sesuatu yang fana
untuk sesuatu yang seharusnya mungkin bisa gue maafkan
bisa gue ikhlaskan

gue ga pernah tau apa yang ada di fikirannya disana

tapi apakah rasa percaya itu bisa datang lagi

mungkin

seperti yang kalian tahu gue sedang menimba ilmu memaafkan

lagi , derak kereta itu membangunkan gue,
dan gue menatap rel-rel yang berlalu, berderi kencang itu
mungkin seharusnya begitu masalah gue

setelah derak kencangnya luluh lantakkan hati gue

harusnya itu semua berlalu saja
harusnya aku songsong lagi hidup ini

seperti jalannya kereta ini yang terus melalui rel tanpa berfikir tuk mundur lagi

berderak derak di rel yang sama


gue terbangun lagi, ternyata sudah sampai distasiun kota
yah apa mau dikata, gue bertanya, "benteng ekspress ada?"

jam 12 siang katanya, sedangkan gue sudah rindu rumah

ya , rumah
yang gue kira gue benci.
tapi ga ada yang lain selain rumah yang ada di otak gue.

gue ingin pulang, melompat jenaka ke kasur lembek kesayangan gue
gue ingin pulang karena tak ada tempat menangis yang lebih nyaman selain itu

dan gue pun tak perduli lagi
entah ekonomi atau ekspress jalan ku pulang

gue biarkan rel itu berderik
dan tinggalkan jejakknya terus maju





*buka mata, hati telinga, sesungguhnya, masih ada yang lebih penting, dari sekedar kata cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar